Batasi Gadget Anak Tak Bisa Mendadak, Berapa Jam Maksimal?

JIKA dulu anak-anak sebisa mungkin dibatasi dalam bermain gadget, tapi selama pandemi nampaknya perihal tersebut sukar untuk dilakukan. Pasalnya pandemi menyebabkan banyak orang perlu berhadapan secara online, termasuk bangku sekolahan. Berhadapan dengan gadget pasti saja mempunyai dua sisi pengaruh, yakni pengaruh baik dan pengaruh buruk Informasi gadget .

Lewat gadget, kami mampu memperoleh banyak informasi, tapi arus informasi tersebut sesungguhnya sukar terbendung, agar tidak jarang konten ekstrem atau tidak edukatif malah lebih terkenal dibandingkan konten positif. Menurut seorang dosen psikologi Univ Pancasila Dr. Ade Iva Wicaksono, Msi perlu bagi orangtua untuk menerapkan disiplin atau memonitor anak agar konten yang masuk mampu disaring. Menurutnya, anak-anak sesungguhnya perlu diberikan pengertian agar paham langkah yang baik bermain gadget.

“Harus dijalankan sejak kecil atau usia dini agar anak-anak mempunyai kesadaran bahwa mereka tidak mampu tiap tiap selagi bermain gadget. Misalnya, gadget baru boleh dipakai atau boleh nonton Youtube di hari Sabtu atau hari tertentu,” ujarnya kepada Okezone. Hasil survei yang dijalankan oleh UNICEF termasuk menghimbau orangtua untuk turut serta mendisiplinkan anaknya. Disarankan untuk anak usia 2-5 tahun dibatasi maksimal 1 jam per hari, namun untuk anak usia 5-8 tahun maksimal 2 jam per hari.

Dia melanjutkan, disiplin gadget manajemen sesungguhnya tidak mampu mendadak, oleh karena itu perlu diatur dari kecil. “Meski masih banyak orangtua yang sengaja memberi gadget agar anak tidak menganggunya. Namun, jika anak-anak sudah ditahap kecanduan atau adiksi, efeknya anak-anak menjadi sukar berkembang,” paham dia DIVRENCOMPUTER

Ade menambahkan, dengan gadget maka interaksi interpersonal dapat terganti dan menyebabkan anak-anak sukar untuk menjalin relasi dengan teman, orangtua dan saudara. Dilansir dari Florida Tech, pakar psikologi Jim Taylor menulis di Psychology Today, bahwa paparan teknologi mengubah pola pikir anak. Ia mengatakan, otak anak-anak masih dalam tahap perkembangan, oleh karena itu selayaknya anak-anak diajari membaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *