Gandeng Akademisi, Pengusaha Alkes Berharap Percepatan Investasi
Kolaborasi pengusaha alat kebugaran dan akademisi dikehendaki bisa mengerek arus investasi yang lesu di sektor tersebut. Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) belum lama ini bekerja sama bersama Indonesian Medical Education plus Research Institute (IMERI), dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk memacu laju penelitian dan pengembangan. Ketua Gakeslab Sugihadi menjelaskan bahwa tak sekedar bersama UI, pihaknya termasuk menggandeng 10 universitas lain di Indonesia. Adapun bersama IMERI,
Gakeslab telah membentuk techno park bertajuk Imega (IMERI-Gakeslab). “Dari 11 Universitas itu, yang telah ada kerja sama nyata, kita membentuk Imega, semacam techno park untuk alat kesehatan,” kata Sugihadi di Jakarta, Selasa (12/10/2021). Sekjen Gakeslab Randy Teguh menjelaskan bahwa dalam jangka pendek dan menengah, kolaborasi pengusaha dan akademisi itu baru dapat menyasar penguatan instrumen kualitatif, layaknya kesamaan visi, pemahaman perihal tekhnis produk, mekanisme pendaftaran hak kekayaan intelektual, hingga sistem adopsi hasil penelitian menjadi produk jadi. Namun, dalam jangka panjang, dia meyakini dapat ada dampak terhadap peningkatan arus investasi berkat perbaikan ekosistem industri yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut. Baca Juga : Tumbuhkan Investasi, Pengusaha Alkes Dorong Sinkronisasi Regulasi “Kalau menyaksikan knowledge yang kita punya, dapat ada dampak bola salju. Harusnya [arus investasi] makin membesar nantinya,” ujar Randy. Setali tiga uang alat kesehatan agm medica ,
Budi Wiweko, Wakil Direktur Bidang Riset dan Inovasi IMERI menambahkan, akademisi butuh campur tangan pelaku industri untuk sesuaikan hasil-hasil penelitian bersama kebutuhan pasar. “Perlu yang namanya intermediater yang terlampau dibutuhkan akademisi dan pusat riset, supaya hasil temuan inline bersama kebutuhan pasar,” ujarnya. Menjembatani komunikasi pada akademisi dan pengusaha, Kementerian Kesehatan tak luput mengadakan forum academy, business, government, plus community (ABGC). Selain itu, untuk memacu investasi, Plt. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes,
Arianti Anaya menjelaskan bahwa pihaknya mengupayakan mengundang pelaku industri global untuk masuk ke dalam negeri. Pemerintah termasuk telah menyiapkan lahan di Batang, Jawa Tengah, untuk pembangunan industri tersebut. “Menggandeng industri global dilakukan secara aktif bersama mengimbuhkan kemudahan-kemudahan untuk berinvestasi,” katanya. Arianti menambahkan, anggaran riset alat kebugaran untuk tahun depan tetap dalam pembahasan. Meski demikian, dia menegaskan besaran alokasinya dapat lebih besar dibandingkan bersama tahun ini.